New Post: Politik Anggaran dan Pengaruhnya pada Dana Bansos dalam Pembangunan Sosial-Ekonomi Read

Peran Keluarga dalam Membangun Bangsa

Peran keluarga sebagai fondasi masyarakat dan keterkaitannya dengan kepemimpinan negara, penting dalam membangun bangsa yang kuat dan harmonis.
4 mins Read
Peran Keluarga dalam Membangun Bangsa
image: https://cdn.jsdelivr.net/gh/ajax-jquery/asset.sabdaliterasi.shop/main/peran-keluarga-dalam-membangun-bangsa.jpg
Daftar Isi

Dalam konteks yang sederhana, negara dapat diibaratkan sebagai sebuah organisasi besar yang memiliki berbagai struktur masyarakat di dalamnya. Salah satu struktur terkecil adalah keluarga, yang terbentuk melalui perkawinan atau pernikahan. Meskipun merupakan unit terkecil, keluarga memiliki peran yang penting dalam sebuah negara.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Quraish Shihab dan disampaikan dalam buku "Membumikan al-Qur’an", para pakar dari berbagai bidang ilmu, termasuk ahli agama Islam, sepakat bahwa keluarga merupakan jiwa masyarakat dan pondasi utamanya.

Kondisi kesejahteraan, baik fisik maupun spiritual, yang dialami oleh suatu bangsa merupakan hasil dari keadaan keluarga-keluarga yang ada di dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, agama Islam sangat memperhatikan pembinaan keluarga, bahkan sebelum keluarga itu terbentuk secara resmi.

Kehidupan Keluarga dalam Perspektif Al-Qur'an

Al-Qur'an mendorong agar kehidupan keluarga menjadi refleksi bagi setiap individu dan menjadi sumber pelajaran berharga. Al-Qur'an menganggap kehidupan keluarga sebagai salah satu tanda kebesaran Ilahi yang harus dihargai dan disyukuri.

Pandangan ini dapat dipahami dari ayat ar-Rum: 21.

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah penciptaan pasangan yang sepadan dari jenis yang sama dengan kita, untuk memberikan ketenangan. Allah menciptakan di antara pasangan tersebut rasa cinta dan kasih sayang. Ayat ini mengandung tanda-tanda kebesaran Allah bagi mereka yang mau berpikir. (QS. Ar-Rum: 21).

Peran Islam dalam Pembentukan Kehidupan Keluarga yang Harmonis

Islam, melalui syari'atnya, memberikan banyak petunjuk dan peraturan tentang nilai-nilai filosofi keluarga. Hal ini bertujuan untuk membentuk kehidupan keluarga yang harmonis, sehingga unit terkecil dari suatu negara dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Menurut Quraish Shihab, kehidupan dalam keluarga bisa diibaratkan sebagai sebuah bangunan. Agar bangunan tersebut terlindungi dari badai dan goncangan gempa, diperlukan fondasi yang kuat, bahan bangunan yang kokoh, dan perekat yang kuat. Fondasi kehidupan keluarga adalah ajaran agama, serta kesiapan fisik dan mental dari calon pasangan.

Bagi yang belum siap secara fisik, mental, dan keuangan, Islam menyarankan untuk bersabar dan menjaga kesucian diri agar tidak terjerumus ke dalam kesulitan. Namun, bagi yang telah siap secara fisik, mental, dan keuangan, Islam menganjurkan untuk menikah. Sebagaimana dalam suatu riwayat hadis, Nabi Muhammad pernah mengatakan:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وجاءٌ

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu untuk menanggung tanggung jawab keluarga, hendaknya dia menikah. Karena pernikahan dapat membantu untuk menjaga pandangan dan menjaga kemurnian diri. Sedangkan bagi yang belum mampu, hendaknya ia berpuasa. Karena puasa dapat menjadi tameng bagi hawa nafsunya." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Peran Sentral Keluarga dalam Membangun Bangsa

Gambaran tentang kekuatan fondasi dan filosofi keluarga sangat penting. Kekokohan bangunan keluarga tercermin dalam kewajiban untuk memperhatikan anak-anak dari konsepsi hingga dewasa, dengan tujuan menciptakan generasi yang berakhlak mulia.

Menurut Quraish Shihab, perekat bagi bangunan keluarga adalah hak, kewajiban, dan peraturan yang ditetapkan Allah bagi suami, istri, dan anak-anak. Semua ini bertujuan untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan berkeluarga, yang pada akhirnya akan menciptakan suasana aman, bahagia, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat bangsa.

Menariknya, dalam al-Qur'an, satu komunitas disebut sebagai umat (al-ummah), dan ibu yang melahirkan anak disebut umm (ibu). Kedua kata tersebut memiliki akar kata yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan, pembinaan anak, dan kehidupan rumah tangga memiliki peran yang sangat penting sebagai tiang umat, tiang negara, dan bangsa.

Tidak mengherankan jika dalam literatur keagamaan terkenal ditemukan ungkapan "al-mar’ah ‘imad al-bilad" (perempuan adalah tiang negara). Hal ini sejalan dengan ungkapan "al-usrah ‘imad al-bilad biha tahya wa biha tamut" (keluarga adalah tiang negara, dengan keluarga negara bangkit atau runtuh).

Dalam keluarga, putra-putri bangsa belajar dan mengembangkan sifat-sifat mulia seperti kesetiaan, rahmat, dan kasih sayang. Seorang ayah memperoleh dan mengasah sifat keberanian dan ketekunan dalam membela serta membahagiakan keluarganya, baik selama hidup maupun setelah meninggal.

Keterkaitan dengan Kepemimpinan Negara

Suatu keluarga tidak akan dapat mencapai ketenangan dan kebahagiaan tanpa adanya peraturan, kendali, dan disiplin yang kuat, hal yang sama berlaku bagi suatu negara. Ketidakmampuan dalam menerapkan peraturan akan berdampak pada ketidakmampuan dalam kehidupan.

Keluarga, sebagai unit terkecil, berperan sebagai pendukung dan pembangkit bangsa dan masyarakat. Selama peran ini dapat mengalirkan arus yang kuat dan sehat, masyarakat juga akan menjadi kuat dan sehat.

Secara singkat, memimpin sebuah rumah tangga memiliki tanggung jawab yang sama dengan memimpin sebuah negara. Kepemimpinan negara tidak akan tercapai tanpa konsistensi pemimpin daerah dengan kepemimpinan pusat.

Kepemimpinan di setiap daerah tidak akan berhasil jika langkah-langkah keluarga bertentangan dengan kepemimpinan daerah. Ini menunjukkan keterkaitan yang erat antara tindakan suatu keluarga dengan keberhasilan suatu negara. Karena keluarga merupakan tulang punggung suatu bangsa.

About Us

Platform yang menawarkan artikel dengan pemikiran filosofis mendalam, koleksi ebook eksklusif, dan layanan penyelesaian tugas kuliah dan sekolah yang terpercaya.

comments

🌟 Attention, Valued Community Members! 🌟

We're delighted to have you engage in our vibrant discussions. To ensure a respectful and inclusive environment for everyone, we kindly request your cooperation with the following guidelines:

1. Respect Privacy: Please refrain from sharing sensitive or private information in your comments.

2. Spread Positivity: We uphold a zero-tolerance policy towards hate speech or abusive language. Let's keep our conversations respectful and friendly.

3. Language of Choice: Feel free to express yourself in either English or Hindi. These two languages will help us maintain clear and coherent discussions.

4. Respect Diversity: To foster an inclusive atmosphere, we kindly request that you avoid discussing religious matters in your comments.

Remember, your contributions are valued, and we appreciate your commitment to making our community a welcoming place for everyone. Let's continue to learn and grow together through constructive and respectful discussions.

Thank you for being a part of our vibrant community! 🌟
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.