New Post: Politik Anggaran dan Pengaruhnya pada Dana Bansos dalam Pembangunan Sosial-Ekonomi Read

Esensi Pendidikan dalam Al-Quran dan Filsafat Muslim

Tulisan ini mencoba merenungkan kembali esensi hakiki dari pendidikan dalam menghadapi tantangan ini dengan berbagai perspektif filsafat.
4 mins Read
Esensi Pendidikan dalam Al-Quran dan Filsafat Muslim
image: https://images.pexels.com/photos/12125962/pexels-photo-12125962.jpeg
Daftar Isi

Pesan inti yang disampaikan oleh Al-Qur'an adalah pentingnya aktivitas membaca. Quraish Shihab menjelaskan bahwa "membaca" mencakup pemahaman, refleksi, analisis, pembelajaran, observasi, dan sebagainya, yang secara keseluruhan terkait dengan pendidikan. Oleh karena itu, pesan utama yang diusung Al-Qur'an adalah pesan pendidikan.

Meskipun tujuan pendidikan, seperti yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara, adalah mencapai keselamatan dan kebahagiaan, kenyataannya, dunia pendidikan di Indonesia seringkali terjadi kasus pelanggaran kemanusiaan seperti kekerasan antar murid, penganiayaan, dan bullying. Tulisan ini mencoba merenungkan kembali esensi hakiki dari pendidikan dalam menghadapi tantangan ini.

Perspektif Empat Filsuf Muslim Terkemuka dalam Pendidikan

Seyyed Hossein Nasr, dalam "Traditional Islam in the Modern World," merinci pandangan empat filsuf Muslim tentang pendidikan: Ikhwan al-Shafa, Ibnu Sina, Suhrawardi al-Maqtul, dan Mulla Sadra. Menurut Ikhwan al-Shafa, tujuan pendidikan adalah mengaktualisasikan potensi jiwa, tubuh, dan pikiran manusia, dengan fokus pada persiapan mencapai kesempurnaan di alam immateri.

Pendidikan diharapkan mampu mencakup semua aspek potensi tersebut, dengan memberikan pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Anak usia 4-15 tahun diajarkan menulis, membaca, menghitung, dan keterampilan lainnya. Setelah usia 15 tahun, pengajaran lebih menekankan pemanfaatan intelek melalui metode burhani (demonstrasi) dan ilham (inspirasi).

Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk mencapai kesempurnaan, tetapi juga untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup, seiring dengan pemenuhan potensi yang membimbing pada pengetahuan tentang realitas tertinggi, yaitu Tuhan.

Ibnu Sina meyakini bahwa pendidikan sebaiknya dimulai sejak manusia dilahirkan, bahkan sejak dalam kandungan, dengan pemberian pendidikan moral dan intelektual oleh ibu selama masa kehamilan. Pandangannya ini didasarkan pada pemahaman bahwa bayi yang baru lahir cenderung memiliki keadaan lebih mendekati binatang daripada manusia, seperti yang dijelaskan oleh Walter Houston Clark.

Dengan dasar ini, Ibnu Sina meyakini bahwa bayi harus diberikan pendidikan sejak lahir, sejalan dengan pandangan Ikhwan al-Shafa, dengan tujuan mengaktualisasikan fakultas intelek teoritis dan praktis. Intelek teoritis melibatkan tingkat-tingkat intelek material, intelek en habitus, intelek dalam tindakan, dan intelek mustafad, sementara intelek praktis melibatkan daya vegetatif hewani.

Baginya, untuk mencapai kesempurnaan, manusia perlu mewujudkan seluruh fakultas intelek sesuai kondisinya. Peran guru dianggap sangat penting, diharapkan memiliki hikmah, pengetahuan luas, memahami karakter murid, memberikan masukan dan nasihat hikmah tanpa bersikap terlalu keras atau terlalu lunak. Kesesuaian pengajaran dengan kemampuan individu murid dianggap sebagai kunci dalam mengaktualisasikan intelek teoritis dan praktis pada mereka.

Suhrawardi, sebagai pendiri mazhab iluminasi, memandang bahwa seluruh hidup manusia diarahkan menuju pencapaian pengetahuan tertinggi melalui pendidikan. Tujuan pendidikannya adalah mencapai iluminasi, di mana seluruh fakultas dalam diri manusia, baik aspek lahir maupun batin, dapat diwujudkan.

Dengan jalan pendidikan, manusia diharapkan mencapai iluminasi, mengalami kesatuan dengan Nur al-Anwar. Prosesnya dimulai dengan mencari pengetahuan, kemudian memasuki tahap pengembangan mental dan nalar. Selanjutnya, individu berada pada tahap pengendalian emosi dan penyucian jiwa, hingga akhirnya mencapai iluminasi.

Mulla Sadra, sebagai filsuf Hikmah Muta’aliyyah, memiliki pandangan serupa dengan para filsuf Muslim sebelumnya. Baginya, tujuan pendidikan adalah pengaktualisasian dan penyempurnaan fakultas teoritis dan praktis, dengan seluruh fokus orientasinya pada pengetahuan tentang Tuhan. Seseorang yang berhasil menyempurnakan seluruh fakultas dalam dirinya diharapkan memperoleh kebahagiaan, karena ia dapat menerima petunjuk dari atas dan bertindak sesuai dengan apa yang diterimanya, mengalami transformasi jiwa dari potensial menuju aktual melalui proses pembelajaran.

Kurikulum Merdeka: Holistik Aktualisasi

Kurikulum Merdeka yang diterapkan dalam pendidikan Indonesia memberikan kebebasan kepada murid untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya, sejalan dengan filosofi "Tut Wuri Handayani" oleh Ki Hajar Dewantara. Meskipun demikian, beberapa pendidik masih bersikap feodal dan menolak menerima pendapat peserta didik, kontrast dengan konsep mengaktualisasikan potensi dari filsuf Muslim.

Para filsuf Muslim menekankan peran guru sebagai fasilitator dalam upaya mengembangkan potensi anak didik, sesuai dengan gagasan Rabindranath Tagore tentang guru sebagai pembimbing untuk mencapai self-realization. Kemampuan guru dalam menghayati karakter dan memberikan nasihat hikmah menjadi kunci, sementara pengetahuan yang luas, khususnya pengetahuan hikmah, memainkan peran penting dalam pengembangan potensi intelektual dan praktikal anak didik.

Guru sebagai fasilitator diharapkan dapat mengaitkan berbagai disiplin ilmu agar murid memperoleh pemahaman dan khazanah ilmu yang universal. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat membimbing anak didik menuju kesempurnaan diri, sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka dan prinsip-prinsip filosofis yang dianut dalam pendidikan.

Pentingnya kurikulum tidak hanya terletak pada transfer pengetahuan, melainkan juga berdampak pada pembentukan karakter anak didik. Pembatasan pada pengetahuan agama saja dapat menciptakan karakter yang parsial. Oleh karena itu, kurikulum yang bersifat universal, mencakup religion science, natural science, dan social science, dianggap penting.

Menurut Seyyed Hossein Nasr, untuk mengembangkan potensi intelek murid, diperlukan pengajaran mengenai konflik dalam disiplin keilmuan, seperti perbedaan pemikiran antara tokoh-tokoh filsafat Islam. Tujuannya adalah merangsang intelek anak didik untuk mempertimbangkan pengetahuan tentang Realitas Tertinggi.

Nasr mengemukakan bahwa pengaktualisasian potensi anak didik dapat dicapai melalui dua jalan: jalan hukum suci dan jalan kebijaksanaan. Hukum suci menjamin kebahagiaan pada aspek potensi praktikal, sementara kebijaksanaan memastikan potensi intelek menuju pengetahuan yang benar. Dengan pendekatan ini, kurikulum diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan mengembangkan potensi anak didik secara holistik.

About Us

Platform yang menawarkan artikel dengan pemikiran filosofis mendalam, koleksi ebook eksklusif, dan layanan penyelesaian tugas kuliah dan sekolah yang terpercaya.

comments

🌟 Attention, Valued Community Members! 🌟

We're delighted to have you engage in our vibrant discussions. To ensure a respectful and inclusive environment for everyone, we kindly request your cooperation with the following guidelines:

1. Respect Privacy: Please refrain from sharing sensitive or private information in your comments.

2. Spread Positivity: We uphold a zero-tolerance policy towards hate speech or abusive language. Let's keep our conversations respectful and friendly.

3. Language of Choice: Feel free to express yourself in either English or Hindi. These two languages will help us maintain clear and coherent discussions.

4. Respect Diversity: To foster an inclusive atmosphere, we kindly request that you avoid discussing religious matters in your comments.

Remember, your contributions are valued, and we appreciate your commitment to making our community a welcoming place for everyone. Let's continue to learn and grow together through constructive and respectful discussions.

Thank you for being a part of our vibrant community! 🌟
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.