New Post: Politik Anggaran dan Pengaruhnya pada Dana Bansos dalam Pembangunan Sosial-Ekonomi Read

Dua Barista: Bertahannya Budaya Patriarki

Meskipun banyak novel yang mengeksplorasi cerita-cerita tentang poligami dengan latar belakang pondok pesantren, Dua Barista.
4 mins Read
Dua Barista: Bertahannya Budaya Patriarki
image: https://asset.sabdaliterasi.shop/img/dua-barista-bertahannya-budaya-patriarki.jpg
Daftar Isi

Novel "Dua Barista" karya Najhaty Sharma merupakan salah satu karya penerbit Telaga Aksara yang diterbitkan pada tahun 2020 dan memiliki ketebalan sebanyak 495 halaman. Cerita dalam novel ini memaparkan kisah poligami yang melibatkan seorang Gus dan Ning, yang berasal dari Pondok Pesantren.

Meskipun banyak novel yang mengeksplorasi cerita-cerita tentang poligami dengan latar belakang pondok pesantren, "Dua Barista" tidak hanya fokus pada aspek poligami semata. Lebih dari itu, novel ini menyoroti kritik sosial yang terkandung di dalamnya.

Ulasan Novel

Novel "Dua Barista" mengisahkan tentang pengalaman poligami yang dialami oleh seorang wanita bernama Mazarina dan seorang khodimah bernama Meysaroh. Bagi pembaca awal, mungkin sulit untuk mengira bahwa isi novel ini sebenarnya berkisar pada tema poligami.

Awalnya, saya juga mengira bahwa cerita dalam novel "Dua Barista" berkutat pada kehidupan seorang barista di sebuah kafe. Namun, ternyata saya salah, karena novel ini justru mengangkat tema yang cukup sensitif, yakni poligami.

Kisah dimulai dengan Mazarina, seorang Ning yang merupakan putri dari kiai Manshur Huda. Ia adalah perempuan cantik, cerdas, dan alim. Mazarina menikah dengan Gus Ahvash, putra tunggal dari kyai Solahuddin yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Salaf Al-Amin Tegalklopo.

Permasalahan muncul setelah empat tahun pernikahan, di mana mereka belum dikaruniai keturunan. Diagnosis dokter menyatakan bahwa Mazarina mengidap tumor rahim yang berpotensi menjadi kanker, dan operasi pengangkatan rahim diperlukan. Kondisi ini mengguncang Mazarina dan Gus Ahvash, karena harapan mereka untuk memiliki anak terpaksa pupus.

Kyai Solahuddin dan istrinya juga merasakan kekecewaan, karena mereka berharap cucu yang diidamkan akan menjadi penerus kepemimpinan pesantren Al-Amin. Mazarina tidak bisa memenuhi harapan mertuanya, sehingga dengan ikhlas ia menyetujui permintaan mertuanya untuk Gus Ahvash menikah lagi demi melanjutkan keturunan dan memperoleh penerus pesantren.

Gus Ahvash menikah dengan Meysaroh, seorang khodimah, atas pilihan Mazarina. Namun, perjalanan rumah tangga mereka tidak berjalan lancar, karena Gus Ahvash melakukan poligami atas permintaan orang tua, sementara hatinya tidak sepenuhnya tertuju pada Meysaroh. Seolah-olah, Meysaroh hanya dianggap sebagai alat untuk mendapatkan keturunan.

Budaya Patriarki masih Melekat Kuat.

Novel "Dua Barista" secara jelas menggambarkan keberlanjutan budaya patriarki di lingkungan pesantren. Salah satu contohnya terlihat ketika Gus Ahvash diizinkan untuk menikah lagi hanya karena istrinya, Mazarina, tidak dapat memberikan keturunan. Hal ini mencerminkan pemikiran patriarki yang masih dominan, di mana keberlanjutan garis keturunan diutamakan dan menjadi tanggung jawab laki-laki.

Novel ini juga menyoroti peran perempuan dalam tugas domestik, yang tercermin dari karakter Meysaroh. Meysaroh ditunjukkan sebagai perempuan yang sangat terampil dalam pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan tugas dapur lainnya. Sementara itu, karakter Mazarina, meskipun tidak terlalu mahir dalam pekerjaan dapur, menunjukkan kecerdasan dan bakatnya dalam mengajar dan membimbing santri. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana perempuan seringkali diarahkan untuk berfokus pada tugas domestik, sementara kecerdasan dan bakat mereka di bidang lain diabaikan.

Pentingnya garis keturunan dari anak kandung untuk melanjutkan pesantren juga menjadi salah satu elemen yang mencerminkan budaya patriarki. Hal ini menunjukkan pandangan bahwa keturunan yang berasal dari anak kandung lebih diutamakan dalam mewarisi tradisi pesantren, menegaskan pentingnya lini keturunan laki-laki.

Dengan cara ini, novel ini berhasil menciptakan gambaran kehidupan nyata di banyak pesantren, menyoroti aspek-aspek seperti kehidupan sehari-hari dan budaya patriarki yang masih berakar kuat dalam masyarakat.

Ketimpangan Gender ulah Budaya Patriarki

Budaya patriarki merujuk pada sistem sosial di mana laki-laki mendominasi dan memiliki kekuasaan yang lebih tinggi daripada perempuan. Dalam konteks ini, dominasi laki-laki terlihat dalam berbagai aspek seperti otoritas, partisipasi sosial, politik, posisi hierarki, dan bidang lainnya. Dalam budaya patriarki, perempuan seringkali ditempatkan pada posisi yang lebih rendah dan dianggap memiliki peran yang terbatas.

Dalam Novel "Dua Barista" dan sesuai dengan laman kompas.com, budaya patriarki tercermin melalui pandangan bahwa laki-laki, dalam hal ini Gus Ahvash, memiliki hak untuk menikah lagi karena istrinya, Mazarina, tidak dapat memberikan keturunan. Pandangan ini menciptakan ketidaksetaraan gender dan menghasilkan anggapan bahwa perempuan harus dapat memberikan keturunan sebagai bagian dari peran mereka. Hal ini tercermin pada karakter Meysaroh, yang dianggap sebagai perempuan yang "ideal" karena keterampilannya dalam pekerjaan rumah tangga dan dijadikan sebagai alat reproduksi.

Budaya patriarki juga menciptakan ekspektasi bahwa perempuan seharusnya terbatas pada pekerjaan domestik dan reproduksi. Pandangan ini mengabaikan potensi dan kecerdasan perempuan di bidang lain, seperti yang terlihat pada karakter Mazarina, yang, meskipun tidak begitu mahir dalam tugas dapur, menunjukkan bakatnya dalam mengajar dan berbisnis.

Dampak negatif dari budaya patriarki, seperti marginalisasi dan subordinasi, juga terlihat dalam novel ini. Perempuan seringkali dipinggirkan dan dianggap hanya memiliki peran domestik dan reproduktif, sementara keputusan dan kekuasaan cenderung tetap berada dalam kendali laki-laki. Ini menciptakan ketidaksetaraan gender dan mendorong adanya stereotip peran gender yang sempit.

About Us

Platform yang menawarkan artikel dengan pemikiran filosofis mendalam, koleksi ebook eksklusif, dan layanan penyelesaian tugas kuliah dan sekolah yang terpercaya.

comments

🌟 Attention, Valued Community Members! 🌟

We're delighted to have you engage in our vibrant discussions. To ensure a respectful and inclusive environment for everyone, we kindly request your cooperation with the following guidelines:

1. Respect Privacy: Please refrain from sharing sensitive or private information in your comments.

2. Spread Positivity: We uphold a zero-tolerance policy towards hate speech or abusive language. Let's keep our conversations respectful and friendly.

3. Language of Choice: Feel free to express yourself in either English or Hindi. These two languages will help us maintain clear and coherent discussions.

4. Respect Diversity: To foster an inclusive atmosphere, we kindly request that you avoid discussing religious matters in your comments.

Remember, your contributions are valued, and we appreciate your commitment to making our community a welcoming place for everyone. Let's continue to learn and grow together through constructive and respectful discussions.

Thank you for being a part of our vibrant community! 🌟
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.